Indonesia,  News

Menanti Berkah Nataru di Antara Kerumunan Kecil di Monas

Kau tahu, biasanya di hari libur nasional seperti ini, kawasan Monas pasti dipadati pengunjung. Namun kali ini berbeda, suasananya tidak seperti biasa saat mendesak masuk ke area Monumeni Nasional itu. Setelah memarkirkan motorku di halaman parkir IRTI Monas yang penuh sesak, aku menerka-nerka kondisi di kawasan Monas. “Pasti benar-benar ramai di dalam sana,” gumamku sambil berjalan menuju area Monas. Tapi setelah berjalan beberapa meter saja, aku tidak merasakan kondisi yang kubayangkan. “Tidak seperti biasanya berebut masuk ke Monas,” gumamku, lagi.

“Penuh,” Tulisan Di Depan Pintu Masuk Parkir IRTI Monas, Jakarta Pusat, Senin (25/12/2023) Sekitar Pukul 11.45 WIB

Setelah memarkirkan motorku, aku terus menerka kondisi wla188 di kawasan Monas. “Pasti benar-benar ramai di dalam,” gumamku, sambil berjalan menuju ke arah kawasan Monas.

Tapi setelah hanya berjalan beberapa meter, aku tidak merasakan kondisi yang kubayangkan. “Tidak seperti biasanya berdesak-desakan untuk masuk Monas,” gumamku, lagi.

Ternyata benar, di dalam kawasan Monas tidak seramai yang kukira. Pengunjung Monas pada hari Senin pagi ini tidak sampai membludak. Sepertinya karena libur Natal kemarin, banyak orang lebih memilih beristirahat di rumah.

Meski begitu, aku tetap menikmati udara segar di dalam kawasan Monas. Sambil berjalan mengelilingi taman dan menikmati pagi hari, aku terus berharap akan cepat mendapatkan berkah dari Dewa Nataru. Seperti pepatah mengatakan, “Pagi hari membawa berkah.”

Ketika sampai di depan patung Pancasila, aku melihat beberapa pengunjung yang juga melakukan meditasi atau semedi. Mereka duduk bersila dengan khidmat, mungkin berharap mendapatkan ketenangan batin di tempat yang dipercaya memiliki daya magis ini.

Aku pun ikut duduk sejenak, merasakan ketenangan yang coba kucari. Udara segar, suara gemericik air mancur, dan keheningan di sekitar patung Pancasila, membuatku merasa damai. Setelah beberapa saat, aku beranjak pergi meninggalkan kawasan Monas dengan perasaan bahagia. Sepertinya berkah Dewa Nataru telah kuterima pagi ini.

Setelah Parkir Motor, Saya Tebak Kondisi Di Area Monas

Setelah memarkirkan motorku, aku menebak kondisi di area Monas. “Pasti sangat ramai di dalam,” gumamku, sambil berjalan menuju area Monas.

Tapi setelah berjalan beberapa meter, aku tidak merasakan kondisi yang kubayangkan. “Tidak seperti biasanya berdesak-desakan masuk Monas,” gumamku, lagi.

suasana di luar Monas

Di luar Monas suasananya lengang. Hanya ada beberapa keluarga dan kerumunan kecil yang duduk-duduk di taman atau berjalan-jalan di sekitar Monas. Tidak ada antrean panjang untuk masuk ke museum Monas seperti biasanya.

Para pengunjung terlihat santai menikmati liburan Natal di taman Monas yang ditumbuhi pepohonan rindang. Beberapa anak kecil berlarian dan bermain di halaman. Sejumlah pedagang kaki lima menjajakan makanan dan minuman.

Kondisi ini sungguh berbeda dari hari-hari biasa, di mana Monas selalu dipadati pengunjung, baik lokal maupun turis. Rupanya, libur Natal membuat banyak orang memilih berkumpul bersama keluarga di rumah alih-alih pergi berwisata.

Menyadari suasana sepi ini, aku jadi penasaran dengan kondisi di dalam museum Monas. Apakah museum juga sepi pengunjung? Atau justru ramai karena banyak yang memanfaatkan libur untuk mengunjungi destinasi wisata?

Setelah Beberapa Meter Berjalan, Saya Tidak Rasakan Kondisi Yang Saya Harapkan

Setelah berjalan beberapa meter, saya tidak merasakan kondisi yang saya harapkan. “Tidak seperti biasanya berdesak-desakan untuk masuk Monas,” gumam saya, lagi.

Sesampainya di Lapangan Monas

Sesampainya di Lapangan Monas, ternyata suasananya tidak seperti yang saya bayangkan. Lapangan Monas tidak dipadati pengunjung seperti biasanya. Hanya ada beberapa kelompok kecil pengunjung yang berkumpul di beberapa titik. Sebagian besar pengunjung tampak duduk-duduk santai di taman, anak-anak bermain, atau melakukan piknik keluarga.

Saya pun memutuskan untuk duduk sejenak di salah satu bangku taman. Dari tempat duduk saya, terlihat jelas patung Tugu Monas yang berdiri kokoh. Sinar matahari yang menyorot patung itu, seolah-olah memberi kesan anggun dan megah.

Sepi dan tentram, suasana Lapangan Monas kali ini terasa berbeda. Biasanya, Lapangan Monas penuh sesak dengan hiruk pikuk pengunjung, terutama pada hari libur dan akhir pekan. Namun kali ini, suasananya terasa tenang dan damai. Mungkin karena pengunjung lebih memilih menghabiskan waktu libur akhir tahun di rumah bersama keluarga mereka. Atau mungkin, para pengunjung sedang menunggu memberkati dari Nataru sebelum berkunjung ke Monas.

Entahlah. Yang jelas suasana sepi nan tenang Lapangan Monas kali ini terasa pas untuk menikmati momen akhir tahun. Duduk sejenak, menghirup udara segar, sambil menikmati keindahan patung Tugu Monas. Sebuah momen yang jarang didapatkan di tempat yang selalu ramai ini.

Tidak Seperti Biasanya Berdesakan Masuk Monas

Setelah memarkirkan motorku, aku terus menerka kondisi di area Monas. “Pasti sangat ramai di dalam,” gumamku, sambil berjalan menuju area Monas.

Tapi setelah hanya beberapa meter berjalan, aku tidak merasakan kondisi yang kuharapkan. “Tidak seperti biasanya berdesak-desakan untuk masuk Monas,” gumamku, lagi.

Antrian untuk Masuk Monas

Antrian untuk memasuki area Monas tidak sepanjang biasanya. Hanya ada sekitar 50 orang di depan gerbang utama Monas. “Mungkin karena libur Natal, jadi banyak orang pulang kampung atau berlibur ke luar kota,” pikirku.

Ternyata, dugaanku benar. Setelah masuk ke area Monas, kondisinya tidak sepadat yang ku bayangkan. Hampir semua wahana dan tempat duduk di area Monas masih kosong. Hanya ada beberapa keluarga atau pasangan muda yang berfoto di beberapa spot.

  • Area Taman dan tempat duduk di sekeliling air mancur utama
  • Tempat foto di tangga menuju puncak Monas
  • Area permainan anak seperti kereta api mini

Kondisi sepi pengunjung ini ternyata memberikan keuntungan tersendiri. Aku bisa menikmati keindahan taman dan arsitektur Monas dengan tenang tanpa berdesak-desakan. Udara segar dan pemandangan kota Jakarta dari ketinggian Monas terasa begitu menyejukkan.

Meskipun ramai dan padat seperti biasanya, Monas tetap menjadi salah satu tempat favorit untuk menghabiskan waktu libur bersama keluarga. Apalagi menjelang pergantian tahun, Monas selalu dipadati pengunjung yang ingin menyaksikan kembang api.

Menantikan Berkah Liburan Nataru Di Monas Di Tengah Kerumunan Yang Tidak Banyak

Setelah memarkirkan motorku, aku meneruskan menebak kondisi di area Monas. “Pasti sangat ramai di dalam,” gumamku, sambil berjalan menuju area Monas.

Tapi setelah hanya beberapa meter berjalan, aku tidak merasakan kondisi yang kubayangkan. “Tidak seperti kerumunan biasanya untuk masuk Monas,” gumamku, lagi.

Menantikan berkah hari raya Nataru di Monas di tengah kerumunan kecil

Sebagai warga negara yang baik, tentu saja aku ingin merayakan hari raya dengan berkumpul bersama keluarga di tempat ibadah atau tempat umum seperti Monas. Akan tetapi, kondisi pandemi Covid-19 yang masih belum usai memaksa kita untuk tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan.

Oleh karena itu, kehadiranku di area Monas pada hari Senin ini sebenarnya lebih didorong oleh keinginan pribadi untuk melihat suasana perayaan Nataru di tengah masyarakat. Apakah Monas akan sepi pengunjung atau masih cukup ramai dengan pengunjung yang mematuhi protokol kesehatan.

Ternyata, meskipun jumlah pengunjung relatif lebih sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya, area Monas tetap cukup ramai dengan warga yang ingin merayakan hari raya di tempat favorit ini. Namun yang menggembirakan, sebagian besar pengunjung terlihat mematuhi himbauan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Hal ini tentu saja membuat perasaan lega, karena warga negara Indonesia tetap bisa merayakan hari raya dengan penuh sukacita tanpa mengabaikan kesehatan diri sendiri dan orang lain. Semoga di tahun-tahun mendatang, kita bisa kembali merayakan hari raya seperti sedia k

Conclusion

Kau mungkin berharap hari ini Monas akan dipenuhi orang yang ingin melihat Nataru, tapi ternyata tidak seperti itu kenyataannya. Meskipun parkiran penuh, suasana di dalam Monas tidak seperti biasanya. Tidak ada kerumunan orang yang berebut masuk atau melihat Nataru. Mungkin karena hari ini bukan hari libur nasional, sehingga tidak banyak yang berkunjung. Atau mungkin karena pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, banyak yang memilih untuk tetap di rumah.

Tapi hal ini justru membuat pengalaman melihat Nataru di hari biasa jadi lebih menyenangkan. Tidak perlu berebut tempat atau berdesak-desakan. Kau bisa menikmati keindahan Monas dan patung Nataru dengan tenang. Jadi, meskipun parkiran penuh, jangan buru-buru mengira Monas juga penuh sesak dengan pengunjung. Siapa tahu, seperti hari ini, kau bisa menemukan ketenangan di tengah keramaian kota.